Use standard camera, canon eos-400d with 18-55 lense
Custom Search

Wednesday, May 13, 2009

FOTOGRAFI DI INTERNET

FOTOGRAFI yang kita kenal sekarang ini mempunyai sejarah perjalanan yang sangat panjang. Bermula pada abad 12 SM dari keheranan seorang pedagang Arab - Ibnu al Haitam - yang menyaksikan gambar unta terbalik di dalam kemahnya melalui sebuah lubang kecil. Penemuan mana kemudian dilanjutkan dan dikembangkan oleh seorang pelukis terkenal Leo Nardi da Vinci melalui ciptaannya yang dinamakan kamera Obscura. Pelukis di jaman itu menggunakan kamera obscura untuk membuat silhuet dari model-modelnya. Maklum, film belum dikenal manusia pada masa itu.

Hingga akhirnya orang mulai mengenal bahan peka cahaya yang dioleskan pada pelat tembaga yang disinari untuk menimbulkan image (gambar). Dan seterusnya hingga ditemukannya bahan film pada awal abad 20 dengan perkembangannya yang kita kenal hingga saat ini. Tercatat nama-nama Daguere, Niepce, Henry Fox Talbot dan George Eastman sebagai pelopor dalam penemuan dan pengembangan teknologi film.

Sementara itu perkembangan teknologi kamera sebagai kotak penerus cahaya berjalan seiring dengan perkembangan teknologi kimia peka cahaya sebagai bahan dasar membuat emulsi film. Salah seorang pembuat kamera yang sangat terkenal adalah Ernst Leitz dari Wetzlar (Jerman) yang menciptakan kamera berukuran 135 mm pertama pada tahun 1920 yang tetap bertahan hingga saat ini.

Selanjutnya dengan berkembangnya teknologi arus lemah di era 70an, kamera yang semua "full mechanic" berangsur menjadi "full electronic". Semua penghitungan pencahayaan hingga penggulungan film berlangsung secara elektronik. Segala sesuatu menjadi lebih cepat, lebih mudah dan lebih pasti mutu hasilnya.

Tetapi sementara itu dari sisi yang lain muncul sebuah teknologi baru yang dikenal dengan nama digital. Teknologi digital kemudian berkembang dengan sangat cepat melahap semua segmen teknologi yang ada dalam kehidupan manusia modern - termasuk bidang fotografi.

Secara revolusioner, bahan peka cahaya yang semula berupa unsur-unsur kimia dalam bentuk film itu kini peranannya diambil alih oleh sel-sel peka cahaya yang meneruskan citra digital yang dihasilkan oleh permukaannya ke dalam sebuah memory penyimpanan digital yang setiap diinginkan siap menampilkan image yang disimpannya, melalui sebuah layar monitor - yang terdapat pada setiap kamera digital.

Sebuah ancaman yang sangat serius untuk kamera-kamera konvensional yang menjadi terasa sangat kuno. Terutama bagi fotografer generasi muda.

Pembuatan gambar kini tidak tergantung pada film lagi. Demikian juga hasilnya yang "instant" sangat mengancam kehadiran film dan kelangsungan lab-lab foto tradisional yang ada. Sebagai gantinya, muncul lab digital yang lebih canggih dan akrab lingkungan karena bebas bahan kimia. Lebih dari itu teknologi digital selain mempermudah proses penyimpanan gambar, turut pula mempercepat pengiriman image dari satu tempat ke tempat lainnya hanya melalui sebuah telpon genggam yang dioperasikan dari sebuah tempat yang jauh dari kehidupan modern, berkat jasa satelit telekomunikasi yang mampu menghubungkan semua bagian dunia ini dengan memanfaatkan Teknologi Informasi di dalamnya yang populer dengan nama Internet.

Dunia Internet yang kita kenal dengan nama dunia virtual atau maya berjalan paralel dengan dunia nyata. Kita dapat menemukan di dalamnya berbagai kegiatan maya dalam bentuk yang kita kenal dengan istilah populer situs di Internet.

Tetapi kembali kepada kamera digital, benarkah teknologi yang baru memulai kiprahnya itu akan dapat melahir generasi kamera digital untuk jangka panjang? Sangat sulilt menjawabnya.

Beberapa waktu lalu seolah muncul dari tempat yang sangat tidak terduga, lahirlah film elektronik yang justru mengancam kelangsungan kamera digital. Bentuk fisiknya sama dengan film biasa, hanya lidah filmnya "kaku" tidak dapat digulung, terbuat dari chip yang peka cahaya. Memakainya? Cukup dipasang seperti biasa pada rumah film kamera Anda.

Panduan Praktis untuk mencetak Hasil Foto Kamera Digital

Hasil foto dengan menggunakan Kamera Digital bisa kita lihat langsung melalui Komputer tanpa harus membawa ke lab foto untuk dicetak. Namun tidak bisa dihindari bahwa kita terkadang masih memerlukan hasil foto yang dicetak sehingga bisa dilihat kapan saja dan dimana saja tanpa tergantung dengan komputer. Pada artikel ini akan dijelaskan panduan praktis untuk mencetak hasil foto Kamera Digital.

Sebelumnya saya ingin memperjelas sedikit tentang kerancuan-kerancuan yang ada dalam istilah yang sering dipakai, yaitu :

  • Besar Resolusi yaitu 1280x960 (1MegaPixel), 1600x1200 (2 MP ), 3MP maupun 4MP dan lain lain itu adalah menandakan banyaknya titik yang ada dalam gambar tersebut. Semisal foto dengan resolusi 1600x1200 berarti ada 1600 titik di horizontal dan 1200 titik di vertikal.

  • Densitas foto 72dpi, 180dpi, maupun 300dpi (terlihat pada EXIF data yang menempel pada foto yang bersangkutan) itu menandakan tingkat kerapatan dari titik - titik tersebut dalam suatu satuan ukuran inch (dot per inch). Misalnya kita selama ini mendengar ada printer berkemampuan cetak dengan densitas 300dpi, 600dpi, 1200dpi, maupun 4800dpi. Contoh printer dengan kemampuan densitas 4800dpi itu berarti bisa mencetak sebanyak 4800 titik sepanjang garis 1 inch (2,54cm), begitu juga dengan printer berkemampuan densitas 300dpi berarti hanya bisa mencetak 300 titik sepanjang garis 1 inch (2,54cm).

Terkait dengan hal - hal diatas, maka kita patut mengetahui juga bahwa mesin cetak foto itu biasanya berkemampuan densitas 300dpi sehingga kita akhirnya sering memakai patokan ini sebagai standard densitas minimum yang diperlukan baik untuk mencetak di laboratorium foto ataupun dengan printer sendiri.

Berikut daftar ukuran kertas foto yang biasanya dipakai di laboratorium foto :

2R = 6 x 9 cm
3R = 8,9 x 12,7 cm
4R = 10,2 x 15,2 cm
5R = 12,7 x 17,8 cm
6R = 15,2 x 20,3 cm
8R = 20,3 x 25,4 cm
8R Plus = 20,3 x 30,5 cm
10R = 25,4 x 30,5 cm
10R Plus = 25,4 x 38,1 cm

Kita akan mengambil contoh salah satu ukuran yang biasa dipakai yaitu 4R dalam hal ini, yaitu : 10,2x15,2cm

(10,2cm : 2,54) x 300dpi = 1204 titik atau pixel
(15,2cm : 2,54) x 300dpi = 1795 titik atau pixel.

Dengan ini berarti kita mengetahui bahwa resolusi minimum yang dibutuhkan untuk mencetak 4R adalah 1795 x 1204 pixel.

Dalam hal ini berarti boleh dikatakan bahwa resolusi kamera digital yang mendekati ukuran tersebut mungkin adalah 2MP yaitu 1600x1200. Tetapi harus diingat bahwa adanya perbedaan rasio panjang lebar antara file kamera digital (4:3) dengan standar kertas foto (3:2) itu biasanya berakibat terjadinya cropping (pemotongan) pada samping2 foto karena laboratorium foto itu biasanya melakukan sedikit peregangan secara otomatis pada file – file yang bersangkutan, misalnya foto dengan resolusi 1600x1200 akan diperbesar menjadi 1795x1346 untuk memenuhi ukuran frame minimal dari 4R untuk kemudian dicropping lagi sehingga bagian yang tercetak itu tetap beresolusi 1795x1204.

Ada beberapa kasus dimana ada yang berhasil melakukan pencetakan dengan ukuran 8R hanya dengan kamera 2MP ataupun juga mungkin bisa 10R. Dalam hal ini kita harus melihat lagi beberapa hal yaitu :

  1. Kompleksitas dari gambar yang diambil, misalnya gambar - gambar dokumentasi orang tentunya jauh berbeda tingkat detailnya dibandingkan dengan gambar pemandangan alam misalnya pada waktu sunrise). Dalam hal ini gambar orang biasanya lebih mudah untuk diperbesar dibandingkan dengan gambar pemandangan alam)

  2. Tingkat kompresi dari gambar yang dipakai (dengan ACDSee biasanya terlihat dengan click kanan properties, bagian file, di compression ratio). Biasanya file - file yang berpotensi dan bisa dicetak jauh lebih besar dari ukuran yang direkomendasikan itu file - file dengan tingkat kompresi antara 5 - 10. Lebih dari itu, biasanya sulit sekali untuk meningkatkan ukuran gambar.

  3. Ada beberapa kamera yang menyediakan mode RAW dan juga mode TIFF pada hasil akhir gambar yang ditangkap, dalam hal RAW file dan TIFF file itu tidak terdapat kompresi sama sekali sehingga sangat dimungkinkan untuk melakukan resize ulang untuk melakukan cetak pada ukuran lebih besar.

Dari 3 hal diatas, seringkali saya sendiri juga bisa melakukan cetak pada 10R maupun 12R dengan kamera 4MP yang saya miliki meskipun secara perhitungan tidak memungkinkan untuk melakukan pencetakan tersebut. Dalam hal ini kita bisa melakukan test sederhana apakah file yang bersangkutan masih bisa untuk dicetak pada ukuran yang bersangkutan atau tidak dengan cara melakukan image resize pada photoshop

Semoga artikel berikut ini berguna sebagai panduan anda dalam melakukan pencetakan foto anda dari kamera digital. Di bawah ini saya buatkan daftar acuan praktis untuk pencetakan foto yang diinginkan beserta resolusi yang dibutuhkan.

3R = 8,9 x 12,7cm @300 dpi = 1051x1500 pixel
4R = 10,2 x 15,2cm @300 dpi = 1205x1795 pixel
5R = 12,7 x 17,8cm @300 dpi = 1500x2102 pixel
6R = 15,2 x 21,6cm @300 dpi = 1795x2551 pixel
8R = 20,3 x 25,4cm @300 dpi = 2398x3000 pixel
8R Plus = 20,3 x 30,5cm @300 dpi = 2398x3602 pixel
10R = 25,4 x 30,5cm @300 dpi = 3000x3602 pixel
10R Plus = 25,4 x 38,1cm @300 dpi = 3000 x 4500 pixel

Tuesday, May 12, 2009

ISO Digital Kamera

Film pada dasarnya digolongkan berdasarkan nomor yang disebut nomor ISO. ISO singkatan dari International Standard Organization. Dulu kita mengenalnya sebagai ASA (American Standard Association). Kata ISO sendiri tidak mengandung arti kata khusus, kecuali ISO Speed. ISO Speed adalah nomor yang digunakan untuk merepresentasikan International Standard Organization guna merating sensitivitas film dan jumlah cahaya yang diperlukan kamera untuk menangkap foto.

Jadi, semakin gelap kondisi pencahayaan obyek yang akan Anda ambil, semakin tinggi pula ISO Speed yang Anda butuhkan. Sebagai contoh, untuk pengambilan gambar di pantai pada tengah hari, Anda harus memilih film dengan ISO serendah mungkin. ISO 100 biasanya sudah cukup untuk berbagai kondisi. Film dengan ISO yang tinggi kita sebut sebagai film cepat. Sebaliknya, film dengan ISO rendah kita sebut sebagai film lambat.

Ada harga yang harus dibayar dengan ISO yang tinggi, yaitu gambar yang dihasilkan akan lebih grainy (grainnya tampak jelas) dan warnanya akan semakin redup/dull.

Film dibuat dengan lapisan plastik yang dilapisi butiran kimia yang peka terhadap cahaya - yang disebut grain. Semakin tinggi /cepat setting ISO film, semakin besar grainnya, sehingga kita bisa bekerja di kondisi pencahayaan yang rendah. Jadi, semakin besar Anda akan mencetak film, anda harus memilih film yang lebih lambat/lebih rendah ISOnya. Tapi, ini bukan jaminan utama untuk mendapatkan hasil cetak yang baik. Faktor utama dari kualitas percetakan adalah kecepatan Film dan tipe film, Exposure, Fokus dan Kualitas lensa. Semakin baik faktor ini, semakin baik gambar yang akan Anda dapat dan Anda cetak.

Bagaimana dengan Kamera Digital?

Pada dasarnya, prinsip kerja film tersebut sama. Bedanya, kita tidak lagi menggunakan media film. Jadi, yang bekerja di sini adalah amplifikasi dari sensitivitas sensor kamera digital terhadap cahaya. Semakin gelap kondisi ruangan, semakin tinggi smplifikasi sensitivitas sensor.

Sama dengan prinsip kerja film, semakin tinggi ISO kamera Digital, gambarnya akan semakin grainy dan intensitas warna pun turun. Pada ISO yang tinggi, di kamera digital akan menimbulkan efek samping yaitu Noise. Untunglah pada kamera digital High End, ada Noise Filter sehingga masalah ini bisa diatasi. Dengan semakin tingginya ISO, berarti jarak efektif fiash juga meningkat. Semakin jauh jangkauan Flash pada kamera digital anda.

Pada kamera digital yang menyediakan Option untuk Manual ISO (100,200, 400 dan seterusnya) dan Auto ISO, sebaiknya Anda pilih Manual ISO sesuai dengan kondisi pemotretan Anda. Karena, bila kita menggunakan Auto ISO bisa terjadi dua kemungkinan, yaitu ISO yang diset melebihi kebutuhan, atau sebaliknya, ISO yang diset justru kurang dari kebutuhan anda.

Untuk masalah mencetak ukuran yang besar, pada kamera digital hal ini lebih dipengaruhi oleh besar resolusi kamera digital. Semakin tinggi Resolusi kamera digital, semakin besar anda dapat mencetaknya. ISO pada kamera digital lebih cenderung mempengaruhi kualitas grain dan warna pada image digital.

Sensor CCD dan CMOS

Kamera Analog memerlukan film dan bukaan diafragma 1/ f detik sehingga cahaya yang ditangkap bisa diterima oleh film tersebut menjadi sebuah gambar. Pada kamera digital, film tidak diperlukan lagi seperti halnya kamera analog. Kamera digital menggunakan sensor yang dikenal dengan CCD atau CMOS.

Pada prinsipnya, tidak ada perbedaan yang mencolok antara kamera digital dan kamera analog, karena teknologi dasar yang dikandungnya sebenarnya sederhanya saja. Sebuah kamera analog menggunakan film seluloid, mempunyai tiga elemen dasar, masing-masing adalah elemen optikal berupa berbagai ragam lensa, elemen kimia berupa film seluloidnya sendiri, dan elemen mekanik yang merupakan badan kamera itu sendiri. Elemen kimia pada kamera digital sekarang ini tergantikan menjadi elemen chips yang bisa berupa CCD (Charge Coupled Device) maupun CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) yang mengatur sensitivitas pencahayaan dan menjadi "film digital" pada kamera- kamera modern sekarang ini.

Baik sensor chip CCD dan CMOS sebenarnya mulai berkembang secara bersamaan, kedua chip ini mengonversi cahaya menjadi elektron-elektron sehingga menjadi gambar-gambar digital. Perbedaan pokok di antara keduanya adalah CCD umumnya menghasilkan gambar berkualitas tinggi dan noise yang rendah. Sedangkan pada CMOS, noise yang dihasilkan pada gambar digital biasanya lebih banyak.

Sensor CMOS umumnya menggunakan tenaga baterai lebih sedikit, sedangkan pada CCD karena proses khusus yang dilakukan pada saat pengambilan gambar, mengonsumsi tenaga 100 kali lebih banyak dibanding sensor CMOS sejenis. Selain itu, fabrikasi pembuatan chip CMOS lebih murah ketimbang CCD. Namun, bersamaan dengan perkembangan waktu nampaknya kedua sensor ini mulai berada pada sebuah tahapan yang setara dan bersaing sangat ketat.

Feature and Performance Comparison

Feature CCD CMOS
Signal out of pixel Electron packet Voltage
Signal out of chip Voltage (analog) Bits (digital)
Signal out of camera Bits (digital) Bits (digital)
Fill factor High Moderate
Amplifier mismatch N/A Moderate
System Noise Low Moderate to High
System Complexity High Low
Sensor Complexity Low High
Camera components PCB + multiple chips + lens Chip + lens
Relative R&D cost Depends on Application Depends on Application
Relative system cost Depends on Application Depends on Application
Performance CCD CMOS
Responsivity Moderate Slightly better
Dynamic Range High Moderate
Uniformity High Low to Moderate
Uniform Shuttering Fast, common Poor
Uniformity High Low to Moderate
Speed Moderate to High Higher
Windowing Limited Extensive
Antiblooming High to none High
Biasing and Clocking Multiple, higher voltage Single, low-voltage

(Table dari Dalsa.com)

CMOS mengkonsumsi sekitar seperdelapan kekuatan sensor charge-coupled device (CCD) dengan sejumlah pixel. CCD merupakan sensor yang biasa digunakan kamera digital. Sekarang ini, sensor CMOS memproses proton sinar dan merubahnya menjadi sinyal listrik. Sensor ini memiliki ukuran maksimal 6.3 juta pixel.

Pilih yang mana

Sensor CCD dan CMOS adalah dua teknologi yang bebeda untuk penangkapan gambar digital. Keduanya saling bersaing untuk menghasilkan kesempurnaan, CCD dan CMOS masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan yang disesuaikan dengan aplikasi yang berbeda. Meskipun demikian, vendor yang menjual suatu teknologi selalu menonjolkan kelebihannya dibanding yang lainnya. Pilihan tergantung dengan aplikasi yang akan digunakan.

Nikon SLR D5OOO


The D5000 features a versatile Vari-angle LCD monitor that can be viewed in normal position flush against the camera back, or swung out and rotated and/or tilted. This unequaled freedom of movement adds a unique level of creativity to Live View shooting, allowing easy viewing from virtually any perspective. When not in use, the monitor can be stowed with the LCD panel facing the camera back, essentially becoming its own rugged monitor cover. Measuring 2.7 inches with 230,000-dot resolution, the monitor provides 100% scene coverage in Live View and assures accurate image review. The D5000 features a versatile Vari-angle LCD monitor that can be viewed in normal position flush against the camera back, or swung out and rotated and/or tilted. This unequaled freedom of movement adds a unique level of creativity to Live View shooting, allowing easy viewing from virtually any perspective. When not in use, the monitor can be stowed with the LCD panel facing the camera back, essentially becoming its own rugged monitor cover. Measuring 2.7 inches with 230,000-dot resolution, the monitor provides 100% scene coverage in Live View and assures accurate image review.

Monday, May 11, 2009

Tips Memilih Kamera Digital

Kamera Digital mempunyai jenis yang bermacam-macam dan fitur yang terkadang membuat kita bingung untuk memilih sesuai dengan kebutuhan kita. Memilih kamera sebenarnya gampang-gampang susah terutama bagi pengguna yang masuk kategori pemula atau amatir. Oleh karena itu, tips ini sangat berguna bagi calon pengguna kamera sebelum memilih kamera digital yang diinginkan. Berikut beberapa tips sebelum berburu kamera digital.

Resolusi
Gambar digital dibuat oleh titik-titik yang disebut piksel. Resolusi ini merujuk pada banyaknya piksel yang bekerja sama membuat suatu foto. Biasanya ditunjukkan oleh horizontal x vertikal. Resolusi 1280x960 memiliki total 1,2 Megapiksel. Semakin besar resolusi akan memproduksi foto yang juga lebih baik.

Sesuaikan resolusi yang ditawarkan dengan pilihan Anda. Biasanya dalam satu kamera tersedia pilihan resolusi yang berbeda. Jika hanya ingin mengirim foto melalui e-mail, resolusi 640x480 sudah memadai. Tapi jika ingin mencetak sebaiknya pilih resolusi yang lebih besar, agar gambar tidak pecah dan buram.

Pastikan fitur pendukung lainnya
Sebelum membeli, pastikan kamera digital pilihan Anda memilih beberapa fitur pendukung seperti kemampuan memori tambahan. Ini untuk memperbesar gudang penyimpanan foto Anda.

Jika sesekali menginginkan gambar bergerak, pilih kamera yang mendukung video karena beberapa kamera digital ada yang hanya berkemampuan audio saja. Sesuaikan dengan kebutuhan Anda. Video atau audio?

Selain itu perhatikan kemampuan zoom yang ditawarkan. Optical zoom menjadi pusat perhatian ketimbang digital zoom, si peranti kunak yang menyediakan fasilitas croppping dan memperbesar gambar.

Lampu kilat (flash)
Rata-rata produk kamera digital dilengkapi dengan lampu kilat yang terintegrasi. Ada yang otomatis atau perlu menekan tombol on untuk menjalankannya. Flash berguna sebagai pendukung cahaya.

Gambar yang diambil dalam kondisi agak gelap dapat tetap tampil maksimal dengan bantuan lampu menyilaukan.

Perhatikan juga apakah si ramping memiliki fitur tambahan seperti pengurang efek mata merah. Beberapa produk juga datang dengan pilihan foto untuk pengambilan gambar di malam hari atau night scene.

Layar LCD
Layar LCD di bagian belakang kamera digital memudahkan Anda melihat obyek. Di sini Anda juga bisa melihat dan menghapus gambar yang tidak diinginkan. Pilih layar LCD dengan kandungan resolusi yang cukup besar sehingga warna yang tampil lebih natural. Ukuran layar juga berbeda-beda. Pastikan layar tidak terlalu kecil, sehingga gambar bisa tampil maksimal.

Self-timer
Self timer biasanya bisa mencapai 10 detik. Selain memudahkan memotret gambar diri, fitur ini juga berguna untuk mengambil gambar dalam keadaan cahaya yang kurang karena bisa mengurangi guncangan akibat tekanan pada tombol pengambilan gambar.

Daya tahan baterai
Kalau tak ingin kesenangan terputus gara-gara baterai loyo, Anda perlu memperhatikan berapa lama sumber listrik ini bisa bertahan. Memilih baterai yang bisa diisi ulang (rechargeable) adalah tindakan bijaksana dan lebih hemat.

Koneksi
Perhatikan apakah kamera digital Anda bisa berhubungan dengan perangkat digital lainnya seperti televisi, printer, PC atau Mac. Anda akan tertolong dengan adanya USB kabel.

Anda juga bisa mencetak gambar dengan bantuan kabel USB. Beberapa kamera digital sudah mendukung PictBridge yang membuat Anda leluasa mencetak gambar langsung dari kamera digital meski mereknya berbeda.

Adapun keenam vendor yang mempelopori standar terbuka itu adalah Canon, Hewleet-Packard, Seiko Epson Corporation, Olympus Optical Company, Fuji Photo Film Corporation dan Sony Corporation.

Kalkulasi harga
Jangan lupa untuk mengkalkulasi harga perangkat pendukung lainnya seperti baterai isi ulang dan adapter AC.

Waktu operasi
Pilih kamera digital yang tidak butuh waktu terlalu banyak setelah jeda pengambilan gambar. Selisih waktu 4 hingga 6 detik saja mungkin membuat Anda kurang puas dengan kinerja si ramping.

Bandingkan harga dan garansi
Jangan hanya terpikat pada sati toko saja. Kalau ada waktu luang tidak ada salahnya Anda melakukan riset kecil-kecilan sebelum membeli.

Margin keuntungan yang berbeda menjadi sumber mengapa harga yang Anda temui di toko yang satu tidak sama dengan yang lain. Perhatikan juga garansi.

Tips Menggunakan Pelindung Kedap Air

Salah satu perbedaan antara kamera digital dan kamera film adalah bodi kamera digital cenderung memanas. Akibatnya, bisa terjadi kondensasi atau pengembunan di dalam pelindung kedap air atau pada lensa kamera jika kelembaban di dalam pelindung tinggi.

Oleh sebab itu, anda harus menghindari membuka pelindung di tempat yang lembab, seperti di atas kapal atau di pantai yang basah.

Tidak kalah pentingnya, anda perlu mengganti baterei pada setiap penyelaman jika tidak ingin mengambil risiko kehabisan baterei. Penyelam yang melakukan lebih dari sekali penyelaman dalam sehari perlu menyiapkan beberapa baterei cadangan.

Ketika keluar dari air setelah menyelam, siram dan kocok-kocok pelindung kamera dengan air bersih untuk menghilangkan pasir atau unsur garam yang melekat pada pelindung. Kemudian keringkan seluruh permukaan pelindung dengan lap kering.

Sekalah seluruh permukaan pelindung dan sela-sela tombol dengan handuk. Jika masih terdapat pasir atau benda asing, kocok pelindung dengan air dan seka kembali sampai hilang dan kering. Letakkan pelindung tersebut di atas meja atau kursi dan seka handuk ke seluruh kepala anda untuk mencegah air atau rambut dari kepala jatuh ke dalam pelindung saat dibuka. Tapi jangan lakukan ini persis di atas pelindung yang terbuka.

Ketika anda membuka pelindung kedap air, lakukan dengan cepat. Ganti baterei dengan cepat, perhatikan O-ring, lubangnya dan sisi belakang pelindung itu dari benda asing, masukkan satu atau dua paket gel silika, dan tutup kembali.

Matikan power kamera kalau model kamera digital anda bisa dimatikan saat berada dalam pelindung kedap air. Kalau tanpa fitur ini, atur kamera ke mode pemotretan, matikan monitor LCD dan tunggu sampai sampai kamera masuk ke mode sleep secara otomatis. Lakukan prosedur ini secepat mungkin dan sebaik mungkin sebelum penyelaman berikutnya, supaya paket gel silika mendapat cukup waktu untuk menyerap uap air di dalam pelindung.

Sebelum anda menyelam kembali, lakukan pengujian terhadap pelindung itu, periksa untuk beberapa detik pertama kali dan untuk lebih lama kedua kali. Hati-hati menyimpan pelindung kedap air di bawah sinar matahari langsung. Pelindung dan kamera digital anda akan memanas dan menyebabkan pengembunan saat berada di atas kapal atau menyelam.